Sabtu, 25 Maret 2017

PENERAPAN KELAS DIGITAL (DIGITAL CLASS) BERBASIS EDMODO DALAM PROSES PEMBELAJARAN


Pendahuluan
Penjaminan mutu pendidikan adalah kegiatan sistemik dan terpadu oleh satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah daerah, pemerintah, dan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka menaikkan tingkat kecerdasan kehidupan bangsa melalui pendidikan. Pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia sudah sepatutnya dikembangkan sesuai dengan tuntutan jaman. Saat ini dunia memasuki era digital, semua aktifitas kehidupan bisa dilakukan dengan sistem digital yang bersumber pada pemanfaatan teknologi dunia maya atau internet. Peran internet sangat vital bagi pelaksanaan  pendidikan saat ini, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan semua dilakukan dengan sistem digital.
Pembelajaran saat ini juga harus menyesuaikan pada perkembangan jaman, semua personal dan kebutuhan sarana prasarana telah mengenal dan menggunakan Teknoologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Guru setiap hari menggunakan laptop, gadget, HP, dan perangkat TIK lainnya. Begitupun dengan siswa setiap hari bergelut dengan HP, gadget, dan laptop. Sarana dan prasarana pembelajaran juga semakin canggih dan serba digital, di setiap sekolah sudah memiliki lab komputer, LCD, dan berbagai aplikasi pendukung pembelajaran.
Kondisi guru dan siswa yang selalu bergelut setiap hari dengan HP, gadget, dan laptop ini ternyata belum berbanding lurus dengan penggunaan alat komunikasi canggih tersebut di dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran di kelas sebagian besar masing menggunakan pola lama yang konvensional. Pembelajaran di kelas dilakukan secara manual dengan interaksi langsung antara guru dan siswa. Guru belum menggunakan HP atau gadget misalnya dalam proses pembelajaran. Bahkan tidak sedikit sekolah yang melarang siswa membawa dan menggunakan HP atau Gadget itu di lingkungan sekolah apalagi di dalam kelas.
Banyak sekali guru yang mengeluh kekurangan waktu dalam pembelajaran sehingga materi tidak dapat tersampaikan secara utuh. Waktu dan materi menjadi kambing hitam dalam kegagalan pembelajaran di kelas. Kondisi fisik dan psikologis guru juga terpengaruh dalam pembelajaran konvensional ini, guru harus terus mengawasi dan memantau setiap aktifitas siswa secara langsung yang pasti membutuhkan energi dan emosi yang cukup besar.
Materi pembelajaran sebenarnya telah tersedia banyak sekali di internet, guru dan siswa tinggal memilih dan mengunduh materi itu sesuai dengan mata pelajaran masing-masing. Penggunaan internet inipun juga sangat fleksibel yang bisa disesuaikan dengan waktu dan kesempatan guru dan siswa, tidak membebani atau mengikat sehingga guru dan siswa akan lebih santai dalam pembelajaran.
Pembelajaran di era digital ini sebenarnya juga tidak mengharuskan adanya interaksi guru dan siswa secara langsung. Proses pembelajaran dapat dilakukan di dunia maya, seperti yang sudah terjadi dalam kehidupan kita saat ini yang tidak bisa lepas dari media sosial di dunia maya, seperti Facebook, Twitter, Whatsapp, Instagram, Path, dan sebagainya. Pembelajaran digital seperti ini dapat membantu interaksi guru dan siswa terus terjalin yang tidak terbatas oleh tempat dan waktu. Sementara itu terdapat semacam media sosial yang bisa digunakan khusus dalam pembelajaran, misalnya aplikasi Edmodo. Pemanfaatan edmodo ini dapat menjadi solusi bagi guru dan siswa untuk menjalin interaksi anatara guru dan siswa di kelas maya sehingga mengurangi interaksi langsung antara guru dan siswa tersebut.
Proses pembelajaran konvensional yang terjadi sekarang ini telah banyak sekali menimbulkan permaslahan baik pada guru maupun siswa, antara lain:
1.    Guru merasa waktu yang disediakan untuk melaksanakan proses pembelajaran di kelas masih kurang
2.     Guru merasa materi yang harus disampaikan ke siswa terlalu banyak sehingga sering tidak tersampaikan secara penuh dalam pembelajaran di kelas
3.     Guru merasa kesulitan untuk melakukan pengawasan dan pemantauan aktifitas siswa di dalam kelas
4.   Siswa merasa jenuh, bosan, dan bahkan capek karena harus di kelas seharian dengan penyampaian materi oleh guru yang dilakukan secara langsung di kelas yang kadang metode pembelajaran yang digunakan kurang menarik.
5.     Adanya larangan siswa menggunakan HP atau gadget di lingkungan sekolah terutama di dalam kelas.
Makalah ini dapat digunakan untuk mengukur tingkat kebutuhan guru dan siswa terhadap kelas digital (digital class) dalam proses pembelajaran. Selain itu dapat juga digunakan sebagai acuan dalam menyusun rencana program diklat kelas digital (digital class) jenjang SMP yang akan dilaksanakan di Provinsi lampung tahun 2016.

Kajian Teori
Teknologi dan Pembelajaran
Teknologi merupakan bagian tak terpisahkan dalam kehidupan kita termasuk dalam proses pembelajaran baik yang terjadi di dalam kelas maupun di luar kelas. Menurut Cenamo, Ross, & Ertmer (Eggen & Kauchak 2012: 32) menyatakan bahwa dalam pembelajaran teknologi bukan merupakan tujuan pembelajaran melainkan merupakan alat yang digunakan untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran. Jadi anggapan guru bahwa dalam semua proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas harus menggunakan teknologi adalah anggapan yang kurang tepat. Teknologi hendaknya digunakan apabila tekologi itu dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran secara lebih efektif dibandingkan alat-alat lainnya. Sehingga apabila alat-alat pembelajaran yang konvensional ataupun tradisional masih tetap bisa digunakan apabila mampu membantu siswa mencapai tujuan belajar yang telah ditentukan.
Teknologi pendidikan merupakan salah satu unsur dalam pendidikan yang perlu dikuasai dan dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam pendidikan terutama guru maupun siswa. Dalam penggunaan teknologi guru dan siswa perlu memahami standar-standar yang menunjukkan apa yang semestinya diketahui dan mampu dilakukan baik oleh guru maupun siswa terkait dengan penggunaan teknologi. Standar penggunaan teknologi bagi guru dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Standar Teknologi Pendidikan untuk Guru
No
Standar
Indikator Kinerja
1.
Memfasilitasi dan Mengilhami pembelajaran dan Kreativitas Siswa
Guru menggunakan pengetahuannya tentang materi pelajaran, pengajaran, dan pembelajaran, serta teknologi untuk memfasilitasi pengalaman yang dipelajari siswa tingkat lanjut, kreativitas, dan inovasi dalam situasi tatap muka dan virtual. Guru:
a. Mendorong, mendukung, dan memodelkan atau mencontohkan pemikiran kreatif dan inovatif, serta daya cipta
b. Melibatkan siswa dalam mengeksplorasi isu-isu dalam kehidupan nyata dan memecahkan masalah autentik menggunakan alat-alat dan sumber digital
c.    Mendorong perenungan siswa dengan menggunakan alat kolaboratif untuk mengungkapkan dan menjernihkan pemahaman konseptual dan pemikiran, perencanaan, dan proses kreatif siswa
d. Memodelkan pembangunan pengetahuan kolaboratif dengan terlibat dalam pembelajaran bersama siswa, rekan kerja, serta  situasi tatap muka dan virtual.
2.
Merancang dan Mengembangkan Pengalaman dan Asesmen Belajar Abad Digital
Guru merancang, mengembangkan, dan mengevaluasi pengalaman pembelajaran autentik dan assesmen yang memasukkan alat-alat dan sumber kontemporer untuk memaksimalkan pembelajaran materi kontekstual dan mengembangkan pengetahuan, keahlian, dan sikap yang diidentifikasi dalam standar nasional pendidikan. Guru:
a.   Merancang atau menyesuaikan pengalaman pembelajaran yang memasukkan alat-alat dan sumber digital untuk mendorong pembelajaran dan kreativitas siswa
b.    Mengembangkan lingkungan belajar kaya teknologi yang memungkinkan semua siswa untuk memuaskan keingintahuan individual mereka dan menjadi partisipan aktif dalam menentukan tujuan pendidikan mereka sendiri, mengelola pembelajaran mereka sendiri, dan menilai kemajuan mereka sendiri
c. Menyesuaikan secara individual (customize and personalize) kegiatan pembelajaran untuk merespons perbedaan gaya belajar, strategi kerja, dan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat dan sumber digital
d.    Memberi siswa berbagai asessmen formatif dan sumatif yang dipadukan dengan materi dan standar teknologi serta menggunakan data yang ada untuk menyempurnakan pembelajaran dan pengajaran.
3.
Membuat Model Kerja dan Belajar Abad Digital
Guru menunjukkan pengetahuan, keahlian, dan proses kerja yang mewakili seorang profesional inovatif dalam masyarakat global dan digital. Guru:
a.   Menunjukkan kecakapan dalam sistem teknologi dan alih pengetahuan saat ini pada teknologi dan situasi terkini
b.  Bekerja sama dengan siswa, teman sejawat, orang tua siswa, dan anggota masyarakat menggunakan alat-alat dan sumber digital untuk mendukung pembelajaran yang sukses dan inovasi siswa
c.  Mengkomunikasikan informasi dan ide yang relevan secara efektif kepada siswa, orang tua, dan teman sejawat menggunakan berbagai media dan format abad digital
d.  Memodelkan dan memfasilitasi penggunaan secara efektif dari alat-alat digital dan yang tengah berkembang untuk mencari, menganalisis, mengevaluasi, dan menggunakan sumber informasi untuk mendukung penelitian dan pembelajaran
4.
Mendorong dan Membuat Model Masyarakat dan Tanggung Jawab Digital
Guru memahami isu-isu kemasyarakatan lokal dan global serta tanggung jawab dalam sebuah budaya digital yang sedang berkembang seraya menunjukkan perilaku etis dan legal dalam praktek profesional mereka. Guru:
a.    Mendorong, memodelkan, dan mengajarkan penggunaan aman, legal, dan etis dari informasi digital dan teknologi digital, termasuk penghormatan terhadap  hak cipta, hak atas kekayaan intelektual (HAKI), dan dokumen sumber yang layak
b.  Merespon kebutuhan beragam dari semua pembelajar dengan menggunakan strategi berbasis-pembelajar yang memberikan akses pada alat dan sumber digital yang layak
c.   Mendorong dan mencontohkan etiket digital dan interaksi sosial yang bertanggung jawab terkait penggunaan teknologi dan informasi
d. Mengembangkan dan mencontohkan pemahaman kultural dan kesadaran global lewat kerjasama dengan kolega dan siswa yang berbeda budaya menggunakan komunikasi dan alat kolaborasi abad digital
5.
Berkomitmen pada Perkembangan dan Kepemimpinan Profesional
Guru terus meningkatkan praktik profesional mereka, memodelkan pembelajaran sepanjang hayat, dan menunjukkan kepemimpinan dalam sekolah mereka dan komunitas profesional dengan mendorong serta menunjukkan penggunaan alat dan sumber digital yang efektif. Guru:
a.    Berpartisipasi dalam komunitas pembelajaran lokal dan global untuk mengeksplorasi penerapan teknologi secara kreatif demi meningkatkan mutu pembelajaran siswa
b.    Menunjukkan kepemimpinan dengan memperlihatkan visi penyuntikan teknologi, berpartisipasi dalam pembuatan keputusan dan pembangunan komunitas bersama, serta mengembangkan kepemimpinan dan keahlian teknologi orang lain
c. Mengevaluasi dan mengkaji penelitian dan praktik profesional terkini secara rutin untukmenggunakan secara efektif alat dan sumber digital yang ada dan sedang berkembang demi mendukung pembelajaran siswa
d.    Berkontribusi pada efektivitas, vitalitas, dan penyegaran profesi mengajar serta penyegaran sekolah dan komunitas.

Sumber: Paul Eggen & Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran: Mengajarkan 
                  Konten dan Keterampilan Berfikir. 2012 : 28-30.

Sedangkan standar penggunaan dan pemanfaataan teknologi pendidikan untuk siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Stantar Teknologi Pendidikan untuk Siswa
No
Standar
Indikator Kinerja
1.
Kreativitas dan Inovasi
Siswa menunjukkan pemikiran kreatif, mengkonstruksikan pengetahuan, dan mengembangkan produk dan proses inovatif menggunakan teknologi. Siswa:
a. Menerapkan pengetahuan yang sudah ada untuk menghasilkan ide, produk, atau proses baru
b.    Membuat karya-karya orisinal sebagai sarana ekspresi pribadi atau kelompok
c.    Menggunakan model dan simulasi untuk mengeksplorasi sistem dan isu-isu kompleks
d.    Mengidentifikasi tren dan meramalkan kemungkinan
2.
Komunikasi dan Kolaborasi
Siswa menggunakan media digital dan lingkungan digital untuk mengkomunikasikan dan bekerja secara kolaboratif, termasuk dari jarak jauh, untuk mendukung pembelajaran individual dan berkontribusi pada pembelajaran orang lain. Siswa:
a.    Berinteraksi, berkolaborasi, dan menerbitkan karya bersama teman, pakar atau orang lain menggunakan berbagai lingkungan dan media digital
b.    Mengkomunikasikan informasi dan ide secara efektif kepada bernagai audiens menggunakan berbagai media dan format
c.    Mengembangkan pemahaman kultural dan kesadaran global dengan terlibat bersama pembelajar dan kebudayaan lain
d.    Berkontribusi pada tim proyek untuk menghasilkan karya orisinal dan memecahkan masalah

3.
Kecakapan Penelitian dan Informasi
Siswa menerapkan alat digital untuk mengumpulkan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi. Siswa:
a.    Merencanakan strategi untuk memandu penelitian
b. Menentukan, menyusun, menganalisis, mengevaluasi, mensintesiskan, dan secara etis menggunakan informasi dari berbagai sumber dan media
c.    Mengevaluasi dan memilih sumber informasi dan alat digital berdasarkan pada kesesuaian dengan tugas-tugas spesifik
d.    Mengolah data dan melaporkan hasil
4.
Pemikiran Kritis, Pemecahan Masalah, dan Pembuatan Keputusan
Siswa menggunakan keahlian pemikiran kritis untuk merancang dan melakukan penelitian, mengelola proyek, memecahkan masalah, dan membuat keputusan sahih (informed) menggunakan alat digital dan sumber yang sesuai. Siswa:
a.    Mengidentifikasi dan menentukan masalah-masalah autentik dan pertanyaan-pertanyaan signifikan untuk diselidiki
b. Merencanakan dan mengelola kegiatan untuk mengembangkan solusi atau menyelesaikan proyek
c.    Mengumpulkan dan menganalisis data untuk mengidentifikasi solusi dan/atau membuat keputusan mendasar
d.    Menggunakan berbagai proses dan beragam perspektif untuk mengeksplorasi  solusi-solusi alternatif
5.
Masyarakat Digital
Siswa memahami isu-isu kemanusiaan, kultural, dan kemasyarakatan terkait teknologi dan mempraktikkan perilaku etis dan legal. Siswa:
a.       Mendukung dan mempraktikkan penggunaan informasi dan teknologi secara aman, legal (semua hukum) dan bertanggung jawab
b.    Menunjukkan sikap positif untuk menggunakan teknologi yang mendukung kolaborasi, pembelajaran, dan produktivitas
c.       Menunjukkan tanggung jawab pribadi untuk pembelajaran digital
d.      Menunjukkan kepemimpinan bagi masyarakat digital
6.
Operasional dan Konsep Teknologi
Siswa menunjukkan pemahaman kokoh tentang konsep, sistem, dan operasi teknologi. Siswa:
a.    Memahami dan menggunakan sistem teknologi
b.    Memilih dan menggunakan aplikasi secara efektif dan produktif
c.    Memecahkan masalah sistem dan aplikasi
d.    Menstransfer pengetahuan saat ini untuk mempelajari teknologi-teknologi baru.

Sumber: Paul Eggen & Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran: Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berfikir. 2012 : 30-31.

Pembelajaran Kelas Digital (Digital Class)
Kelas maya merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer lain. Untuk menyampaikan pembelajaran, kelas maya selalu diidentikkan dengan penggunaan internet. Kelas maya memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran/perkuliahan di kelas.  (Sumber: http://now-smart.blogspot.co.id/2014/05/pengertiankelasmaya_17.html#ixzz3wqog if2E, diunduh tanggal 13 Januari 2016)
Sedangkan Kelas Digital menurut Abi Sujak merupakan istilah untuk menjelaskan bahwa aktivitas kelas menggunakan seoptimal mungkin peranan internet dan teknologi digital dalam persiapan, pelaksanaan, penilaian pembelajaran, baik oleh siswa, guru, dan orang tua siswa, serta untuk aktivitas pengembangan profesi guru berkelanjutan (Sumber: https://smadigitalkotabandung.wordpress.com/2015/10/10/ penjelasan-tentang-kelas-digital/, diunduh tanggal 13 Januari 2016).
Dari dua pengertian kelas digital diatas dapat disimpulkan bahwa kelas digital adalah pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet dan teknologi digital lainnya dalam persiapan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran baik oleh guru, siswa, maupun orang tua siswa sehingga antar pembelajar tidak harus secara fisik mengikuti pembelajaran di dalam kelas.
1.        Jenis-Jenis Pengelolaan Kelas Digital
a.      Learning Management System (LMS)
LMS adalah suatu perangkat lunak atau software untuk keperluan administrasi, dokumentasi, laporan sebuah kegiatan, kegiatan belajar mengajar dan kegiatan secara online (terhubung ke internet), E-learning dan materi-materi pelatihan. 
b.      Learning Content Management System  (LCMS)
LCMS adalah aplikasi komputer yang digunakan untuk membuat, memperbaharui, mengelola atau mempublikasikan isi dalam sebuah sistem yang teroganisir dan konsiten yang bisa diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet. LCMS digunakan untuk menyediakan, mengawasi, memperinci dan mempublikasikan dokumen-dokumen spesifik seperti artikel, manual operator, manual teknis, panduan penjualan dan brosur penjualan. Sebuah LCMS dapat berisi file komputer, gambar, audio, video, dokemen elektronik dan isi website.

c.       Social Learning Network (SLN)
SLN adalah jejaring sosial untuk pembelajaran yang terjadi pada skala yang lebih luas daripada kelompok belajar. Mengingat skala sosialnya yang lebih besar, media ini bagi sebagian peserta dapat menyebabkan perubahan sikap dan perilaku, sedangkan bagi sebagian yang lain tidak menimbulkan dampak apa-apa.
Pengelolaan kelas digital yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran adalah SLN (Social Learning Network) seperti Sophia, Remix Learning, Schoology, dan Edmodo.

2.      Wujud Kelas Digital
Wujud kelas digital yang diimplementasikan dalam pembelajaran telah dirumuskan oleh  SEAMOLEC (SEAMEO Regional Open Learning Centre) yaitu:
a.     Pembuatan Buku Digital (kombinasi teks, video, dan gambar pada halaman tertentu buku)
b.      Aplikasi Sistem Edmodo
c.       Vicon (video conference) dari HP/Laptop antar guru dengan Webex
Kelas digital memerlukan perubahan budaya yang mendasar pada sekolah sehingga harus dilakukan secara bertahap. Tahap awal adalah pembuatan soal bersama oleh guru/KKG/MGMP untuk ulangan harian yang mengacu pada prinsip belajar tuntas (mastery learning). Dengan menggunakan internet (menggunakan aplikasi Edmodo) soal ulangan dapat diset sesuai dengan waktu yang diinginkan, misalnya soal dibuka jam 08.00 s.d. 21.00 selama 5 hari. Soal teracak secara otomatis dan dapat di kerjakan oleh siswa di seluruh Indonesia maupun di luar negeri dimana internet bisa diakses. Disamping guru dan siswa orang tua juga bisa melihat aktivitas yang dilakukan anak (soal yang telah dikerjakan dan nilai yang didapat) di Edmodo.
Tahap ini merupakan langkah awal untuk menanamkan budaya ICT (Information and Communication Technology). Selanjutnya guru dapat membuat materi pelengkap buku teks kemendikbud dalam bentuk digital (kombinasi teks, video dari hp  dan gambar) ketika menyusun RPP kemudian di upload sehingga guru-guru yang lain bisa mengkombinasikan. Buku digital ini juga bisa mengambil sumber dari Rumah Belajar ataupun sumber lain.
Dengan menggunakan fasilitas Webex guru dapat melakukan vicon (video conference) dari HP atau laptop dimana guru bisa saling melihat video mereka, mendengar suara, dan melakukan tanya jawab. Vicon dapat meminimalisir pertemuan secara langsung yang memerlukan waktu dan tempat, pertemuan bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun dengan menggunakan vicon. (Sumber: https://smadigitalkotabandung.wordpress.com/2015/10/10/penjelasan-tentang-kelas-digital/, diunduh tanggal 13 Januari 2013).

3.      Manfaat Kelas Digital
Manfaat kelas maya atau kelas digital dibandingkan dengan kelas konvensional dapat digambarkan dalam skema di bawah ini.

                                  
Gambar 1. Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran




          
Gambar. 2. Pengguna Kelas Virtual Edmodo

Edmodo berbeda dengan Facebook karena menggunakan jejaring sosial untuk pembelajaran dengan memperhatikan:
a.    Setiap kelas/kelompok virtual dikelola oleh Guru.
b.  Setiap kelas memiliki kode kelas yang akan digunakan sebagai password bagi siswa untuk masuk kelas.
c.   Siswa hanya dapat berkomunikasi ke seluruh kelas/kelompok dan guru. Tidak terjadi komunikasi pribadi antar siswa.
d.   Posting dikelola oleh guru; posting yang tidak perlu dapat dihapus oleh guru.
e.   Jika diperlukan, sekolah (Kepala Sekolah/Pengawas) dapat ikut serta dalam kelas dan melihat aktifitas kelas.
f.  Orang tua dapat disertakan untuk melihat aktifitas kelas.

Edmodo cocok digunakan dalam pembelajaran kelas digital karena:
a.   Mudah digunakan bagi siswa, guru, dan orang tua (cukup mengenal facebook dan email).
b.    Diakses secara online, tanpa memerlukan server yang harus disiapkan sekolah.
c.    Dapat digunakan secara gratis dan dapat diakses melalui HP.
d.  Edmodo dapat digunakan untuk pembelajaran dengan siswa, kolaborasi guru dalam satu sekolah, maupun antar guru mata pelajaran (MGMP) dalam satu kota/kabupaten
e.    Edmodo selalu di-update oleh pengembangnya.
f.  Edmodo dapat digunakan untuk diskusi seperti pada jejaring sosial, menyajikan materi pembelajaran seperti sebuah perpustakaan, dan menyediakan fitur-fitur untuk evaluasi seperti penugasan, kuis PG, dsb.
g.   Edmodo dapat digunakan dalam pembelajaran berbasis projek, dan student-centered learning dengan banyak komunikasi dan diskusi antar siswa. 
h. Fungsi notifikasi yang terintegrasi dengan email sehingga mengingatkan tentang posting baru dan juga tugas.
i.   Memiliki fitur Badge/lencana yang diberikan kepada siswa sesuai prestasi mereka dalam kelas virtual.
Secara keseluruhan unsur-unsur yang ada dan terkait dengan edmodo  dapat dilihat dari framework edmodo seperti gambar di  bawah ini.

Gambar 3. Edmodo Framework

Sedangkan pembuatan kelas dalam Edmodo dilakukan dengan membuat group.  Di dalam kelas dapat dibuat kelompok belajar yang lebih kecil sesuai dengan projek, kelompok diskusi, tugas, maupun siswa yang perlu ditangani khusus (matrikulasi siswa).  Guru dapat memberikan materi, topik diskusi, dan penugasan yang berbeda untuk setiap kelompok belajar. 

Edmodo bisa digunakan oleh berbagai komunitas pembelajar dimulai dari komunitas yang paling kecil yaitu kelas, kemudian sekolah, dan wilayah yang masing-masing mempunyai kode tertentu untuk dapat mengakses masing-masing komunitas. Komunitas pengguna Edmodo dapat dilihat pada gambar di bawah ini.


Gambar 4. Komunitas Pengguna Edmodo

Pembahasan
Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas sudah mengalami peningkatan, sebelum mendapatkan pelatihan tentang praktik pembelajaran yang baik guru cenderung menggunakan sistem atau model pembelajaran yang masih konvensional. Sistem atau model pembelajaran konvensional masih bersifat guru sentris, guru masih memegang peran sentral dalam pembelajaran sedangkan siswa cenderung pasif. Tata ruang kelas juga masih konvensional meja ditata berjajar menghadap ke depan sehingga akses satu siswa ke siswa lainnya sangat terbatas.
Setelah guru mendapatkan pelatihan tentang praktik pembelajaran yang baik guru lebih kreatif dalam proses pembelajaran. Guru tidak lagi menjadi sentral pembelajaran tetapi memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa untuk aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran di kelas. Guru juga mengadakan perubahan tata letak tempat duduk yang berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan dan model pembelajaran yang digunakan. Guru sudah berorientasi pada kesenangan dan kenyamanan siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Walaupun proses pembelajaran sudah berjalan cukup baik namun masih juga ditemukan kendala yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran, antara lain:
a.    Guru belum sepenuhnya menguasai kurikulum yang baru sehingga masih perlu bimbingan agar pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan
b. Kadangkala antara materi dan waktu yang dialokasikan tidak sesuai, waktunya terlalu sedikit sehingga materi tidak tersampaikan secara tuntas. Hal ini berakibat guru selalu memberikan tugas ataupun pekerjaan rumah kepada siswa. Sementara siswa akan terbebani apabila setiap guru memberikan tugas atau pekerjaan rumah.
c. Keharusan untuk melakukan tatap muka dalam proses pembelajaran di dalam kelas berpengaruh terhadap guru maupun siswa. Kadangkala muncul perasaan “terpaksa” harus masuk kelas yang pada akhirnya menimbulkan rasa bosan dan jenuh.
Sesuai dengan hasil wawancara ataupun brainstroming sebagian besar guru masih merasa belum mempunyai kemampuan yang memadai dalam penguasaan TIK seperti komputer/laptop, LCD, pemanfaatan internet, dan sebagainya. Guru hanya sekedar bisa mengoperasikan perangkat TIK tersebut namun belum begitu menguasai lebih lanjut kegunaan maupun fitur-fitur yaang ada. Berdasarkan pengamatan dalam pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG) ternyata masih banyak guru yang belum penggunaan komputer. Bahkan ada sebagian guru yang ketakutan pada waktu akan menggunakan komputer sebagai sarana ujian. Semua ini menunjukkan bahwa tingkat penguasaan guru terhadap TIK yang bisa digunakan dalam pembelajaran masih rendah. Namun hasil pengamatan peneliti juga mennjukkan bahwa sebagian besar guru sangat menguasai penggunaan handphone (HP) terutama berbasis android dalam kehidupan sehari-hari, khusunya untuk media sosial seperti facebook, whatsapp, twitter, line, dan sebagainya.
Dari berbagai diskusi dan brainstroming yang dilakukan peneliti bersama dengan guru dan kepala sekolah dihasilkan beberapa harapan guru agar terdapat upaya untuk meningkatkan kompetensi guru dalam penggunaan dan pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran, antara lain:
a.  Perlu diadakan pelatihan peningkatan kompetensi guru dalam penggunaan TIK dalam proses pembelajaran.
b.   Perlu adanya pelatihan dalam pembuatan media pembelajaran berbasis TIK
Disediakan sarana dan prasarana TIK di sekolah sehingga TIK menjadi budaya seluruh warga sekolah terutama guru dan siswa. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru selama ini sebagian besar masih berorientasi pada pembelajaran yang berpusat pada guru (guru sentris) belum memberi kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Kondisi ini dapat diatasi dengan memberikan pelatihan kepada guru untuk meningkatkan kompetensi guru dalam proses pembelajaran yang lebih aktif, kreatif, dan inovatif sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Penguasaan kurikulum juga dapat ditingkatkan dengan mengikuti pelatihan implementasi kurikulum 2013. Guru juga harus melakukan analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang disesuaikan dengan karakteristik siswa dan kondisi daerah sehingga materi yang disampaikan dalam pembelajaran dapat diterima dan dicerna siswa. Hal ini juga dapat menghindari cakupan materi yang terlalu luas sehingga waktu pembelajaran dapat dikelola dengan baik. Guru dapat mengurangi keharusan tatap muka sehingga pembelajaran dapat lebih efisien dengan memanfaatkan pembelajaran jarak jauh, pembelajaran online (digital class) sehingga pembelajaran tidak terikat oleh waktu dan tempat.
Penguasaan penggunaan dan pemanfaatan TIK oleh guru juga perlu ditinggkatkan. Langkah awal yang harus dilakukan adalah menyediakan sarana dan prasarana TIK yang dibutuhkan. Guru dapat secara mandiri memenuhi kebutuhan TIK seperti laptop secara mandiri. Sedangkan untuk kebutuhan sarana dan prasarana TIK di sekolah pihak manajemen sekolah diharapkan memenuhi kebutuhan tersebut, seperti laboratorium komputer, LCD, wifi, dan kebutuhan yang berkaitan dengan TIK lainnya. Langkah selanjutnya adalah memberikan pelatihan kepada guru dalam peningkatan kompetensi guru menggunakan dan memanfaatkan TIK dalam proses pembelajaran. Pelatihan penggunaan TIK bertujuan untuk melatih guru dalam menggunakan berbagai sarana TIK seperti laptop dan LCD. Sedangkan pelatihan pemanfaatan TIK bertujuan melatih guru untuk menghasilkan suatu produk atau manfaat dari penggunaan TIK tersebut. Pelatihan pemanfaatan TIK ini dapat berupa workshop pembuatan media pembelajaran berbasis TIK. Pembentukan kelas digital (digital class) merupakan salah satu upaya pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran yang dapat meringankan beban guru maupun siswa. Kelas digital dapat menjadi solusi bagi berbagai maslah yang dirasakan oleh guru dan siswa dalam hal keterbatasan waktu dan tempat serta mengatasi kejenuhan siswa. Sehingga perlu diadakan pelatihan kelas digital dengan menggunakan Edmodo.

Simpulan
Berdasarkan pembahasan tentang  proses pembelajaran di sekolah dengan berbagai permasalahan dan solusinya dapat disimpulkan bahwa:
1.     Penerapan kelas digital berbasis Edmodo dapat dijadikan solusi untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran tidak terikat oleh waktu dan tempat.
2.     Kompetensi guru dalam penguasaan TIK masih sangat terbatas, sehingga perlu dirancang suatu pelatihan kelas digital (digital class) bagi guru jenjang SMP. Pelatihan ini bertujuan untuk mengenalkan dan melatih guru dalam menggunakan pembelajaran kelas maya atau kelas digital (digital class) dalam proses pembelajaran jenjang SD dan SMP
3. Kelas digital (digital class) dapat dimanfaatkan guru baik dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi proses pembelajaran tanpa harus bertatap muka baik dengan teman sejawat maupun siswa.

Berdasarkan simpulan di atas, dapat dirumuskan rekomendasi kepada guru, sekolah, dan pemangku kepentingan lainnya sebagai berikut:
1.       Bagi Guru
Guru harus meningkatkan kompetensi dan kemampuan mengajarnya dengan menguasai berbagai sistem/model pembelajaran dan berbagai media pembelajaran terutama yang berbasis TIK dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran, terutama aplikasi Edmodo.
2.       Bagi Sekolah
Sekolah harus menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran yang dibutuhkan dan memfasiltasi guru dalam meningkatkan kompetensi dan kemampuan mengajar baik secara mandiri maupun dengan mengikutkan guru dalam diklat/workshop peningkatan kompetensi dan penguasaan media pembelajaran berbasis TIK, terutama aplikasi Edmodo.
3.      Bagi Dinas Pendidikan
Program peningkatan kompetensi dan kemampuan mengajar guru hendaknya menjadi prioritas utama disamping program pemenuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan sekolah. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dapat melakukan kerjasama dengan SEAMEO-SEAMOLEC dalam melaksanakan pelatihan kelas digital (digital class) di daerah.
4.      Bagi LPMP
LPMP melakukan fasilitasi dan supervisi terhadap implementasi kelas digital (digital class) pada satuan pendidikan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) LPMP.


Daftar Pustaka
Abi Sujak. 2015. Penjelasan Tentang Kelas Digital. Diunduh tanggal 13 Januari 2016 dari https://smadigitalkotabandung.wordpress.com/2015/10/10/ penjelasan-tentang-kelas-digital/).
Anonim. Pengertian Kelas Maya dan Manfaatnya. Diunduh tanggal 12 Januari 2016 dari http://www.pintarkomputer.org/2015/10/pengertian-kelas-maya-dan-manfaatnya.html 
Eggen, Paul & Kauchak, Don. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran: Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berfikir. Jakarta: Indeks.
Direktorat Tenaga Pendidik. 2008. Pendekatan, Jenis, dan Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Kemdiknas.
Denny Yahya. Pengertian Kelas Maya. Diunduh tanggal 13 Januari 2016 dari http://now-smart.blogspot.co.id/2014/05/pengertiankelasmaya_17.html#ixzz3wqog if2E





Lokasi: Bandar Lampung, Bandar Lampung City, Lampung, Indonesia

2 komentar:

  1. bagai mana cara membuatnya ?
    saya ingin menerapkannya.

    BalasHapus
  2. terima kasih artikelnya sangat membantu, kebetulan kami juga bergerak di bidang pengembangan aplikasi khususnya untuk absensi sekolah berbasis sms gateway terhubung langsung dengan HP orang tua, cocok juga untuk absensi pegawai kantor, untuk lebih jelasnya silahkan hubungi website kami www.schoolmantic.com

    BalasHapus